Senin, 01 Februari 2016

Bisa, kan?

Kepada cinta yang belum bertemu...


Jika nanti kita bertemu, bisakah kita saling berdiam? Beberapa detik saja, membiarkan waktu menikmati kegirangannya atas hasil jerih payahnya selama ini.
Jika nanti kita bertemu, bisakah kita saling bertatap? Tanpa kata, tanpa suara. Membiarkan jantung sibuk menata detaknya yang mulai tak beraturan, tidak karuan.
Jika nanti kita bertemu, bisakah kita kemudian saling melempar senyum? Tanpa harus tertawa terbahak. Membiarkan aroma tubuhku dan tubuhmu saling mengenal, kemudian menyatu, akrab.

Jika nanti kita bertemu, berhasil berdiam, bertatap dan saling melempar senyum. Bolehkan kita mulai bicara? Tanpa topik dan teori. Biar saja kata-kata absurd, random atau konyol menjadi terdengar lebih manis dan romantis.

Saat kita bicara, mungkinkah kita lupakan sejenak, bagaimana lelahnya mencari dan menunggu, bagaimana susahnya mengumpulkan rasa sabar, bagaiman repotnya menutup telinga rapat-rapat dari bisingnya polusi omongan orang.

Bukankah kita sudah disini, bertemu, dan suatu saat akan menjadi "kembali"? Yang tanpa sengaja membuat daun-daun cemburu dan burung-burung yang mencoba menggoda. Bahkan gerimis malu mengganggu.


Sayang...
Jika nanti kita bertemu, bisakah kau katakan,
"Antarkan aku pada ayahmu. Aku ingin menculik putri sulungnya dengan cara yang paling santun".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar