Minggu, 16 Februari 2014

Cinta Monyet Bukan Main-Main

Untuk Yang Ada Di Depanku Sambil Menyeruput Es Kelapa

Hallo, sebentar saja hentikan minum es kelapa dan baca suratku!
Ini ada sedikit curahan dan kejujuran hati..


"Bodoh. Iya kamu. Bukan aku yang bodoh. Pura-pura tidak lihat, atau memang tidak mau tahu? Padahal aku sudah pura-pura tersungkur di pinggir lapangan. Supaya kamu yang lagi istirahat habis main bola itu mau menolongku yang jatuh. Tapi, kamu malah pergi membasahi mukamu di keran sekolah sedangkan aku hanya menatap rok merahku yang kotor. Aku tidak tahu harus gimana untuk mendapatkan perhatianmu. Pura-pura tersungkur, sudah. Membagi bekal makanku buatmu, sudah. Cium tangan mamamu saat menjemputmu, juga sudah. Tapi kamu? Hanya namaku yang kamu ingat. Eh, tapi ada lagi yang kamu ingat tentangku, kamu tahu kalau tas pink gambar Minnie Mouse itu punyaku. Ah, aku senang sekali.


Kamu tahu enggak, semenjak kamu mengenaliku hanya dengan tas pink itu, aku merengek sama ayah untuk minta dibelikan tas yang sama persis untuk kedua kalinya. Tas itu tidak pernah kuletakkan di atas lantai. Selalu saja bertengger di atas kasurku. Fikirku, nanti tas itu warna pink-nya bisa memudar. Terkadang, saat istirahat sekolah dimana tak ada satu anakpun di kelas, aku berjalan ke arah bangkumu. Menyandingkan tas Minnie Mouse pink milikku dengan tas Power Ranger hitam punyamu. Cocok. Tuh kan, hanya tas saja jodoh, apalagi....


Aku pernah bilang sama bunda, aku menyukaimu. Tapi kata bunda, masih kecil tidak boleh pacaran. Ih, siapa yang mau pacaran. Aku hanya bahagia mencintamu. Sampai sekarang. Sampai kita tak perlu seragam lagi untuk pergi belajar. Sampai kita mempunyai guru yang dipanggil dosen. Sekarang, kamu lebih kenal aku kan? Perempuan yang selalu ada di satu gedung saat putih merah, putih biru dan putih abu-abu. Perempuan yang sekarang di hadapan kamu dengan celana jeans juga t-shirt pink dan kamu biasanya panggil aku “sayang”. Cintaku tidak pernah main-main kan?"


Selesai baca surat ini, habiskan dulu es kelapamu, baru boleh komentar.

Tertuduk malu,

Sayang

nb:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar