Sabtu, 08 Februari 2014

Tak Sampai Sayang

Di saat ketergesa-gesaan, mengejar waktu sebelum pukul 06.00 sore hari ini.


Kepada suka yang (syukurnya) tak sampai sayang.


Suka, kalau kubilang itu adalah cinta pada pandangan pertama, mungkinkah kau percaya?  Karena saat itu mataku bandel mencuri-curi waktu agar bisa melihat wajahnya, dadaku sesungguhnya berdegup kegirangan. Berarti waktu itu kamu masuk lewat mata kan? Iya, karena aku menyukainya dari mata.

Suka, jawab pertanyaanku! Sekarang kukatakan padamu, bahwa setelah itu aku betah berlama-lama bicara dengannya. Selalu berharap bertemu dengannya (walau Cuma berpapasan). Saat itu, benarkah kamu kemudian lewat melalui kata-katanya kan?


Tapi suka, untungnya kau datang hanya sendiri tanpa mengajak sahabat karibmu si sayang. Karena yang kutahu belakangan, dia benar-benar menyukaiku namun seakan enggan berjuang lebih keras menggenggamku. Padahal, dia berhasil nyaris meluluhkan tembok kerasnya hatiku.

Bukan, bukan karena aku hanya ingin diperjuangkan tanpa hanya ikut berjuang. Tapi, kalau untuk memperjuangkanku yang seorang diri saja dia enggan, bagaimana nanti ketika perjuangan itu harus dikorbankan untukku dan anak-anakku.

Katanya, aku terlalu sempurna untuk dia. Lalu, apa kabarnya dengan kekasihnya sekarang? Seakan dia hanya pantas mendapat kekasih yang cukup, tak butuh sempurna.


Suka, sampaikan salamku untuk sahabat karibmu itu. Katakan, janganlah datang menghinggapiku saat aku belum mengundangnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar