Sabtu, 15 Februari 2014

Yang tak tahu dimana

Assalamualaikum bunda...

Apa bunda masih ingat jawaban salam itu? Hehee..

Bunda apa kabar? Saat aku tulis surat ini, aku lagi kangen sekangen-kangennya sama bunda, papah, adek aisyah dan adek fatimah. Bun, kangen mereka juga enggak? Tapi mereka pasti sudah sangat-sangat bahagia disana.

Bunda, sebentar lagi aku lulus sekolah. Di sekolahku yang dinamakan pesantren ini, aku harus selalu pakai jilbab. Alhamdulillah, sekarang aku juga sudah berjilbab. Mudah-mudahan aku enggak kalah cantik sama bunda walaupun berjilbab.

Bunda, aku minta maaf ya waktu bude tanya sama aku, apa aku mau ikut bude atau ikut bunda. Kata bude, kalau aku ikut bude aku harus rajin sholat dan mengaji. Saat itu entah mengapa aku memilih untuk ikut bude. Bukan karena aku tidak sayang bunda, bukan karena aku tidak mau tinggal sama bunda. Mana ada anak perempuan yang tidak senang punya bunda cantiknya seperti model-model di tv. Heheee.. Tapi mungkin waktu itu, aku sudah terbiasa diajarkan sholat dan mengaji, jadi itu membuatku nyaman.

Bunda, nanti kalau ada perpisahan di pesantrenku, bunda datang ya.. Kutitipkan undangan khusus untuk bunda. Semoga bude memberi izin untuk bunda datang di hari kebangganku. Sepulang dari sana, kita sama-sama ke makam papah, aisyah dan fatimah. Lagi-lagi kalau bude memberi izin. Maafkan bude ya bun, yang suka overprotective. Bude baik kok bun, cuma masih suka trauma saja kalau aku lagi-lagi diajak bunda pergi tanpa sepengetahuannya. Mungkin bude masih ada sedikit rasa kecewa saat bunda kembali ke keyakinan bunda sebelumnya, beberapa hari setelah papah pergi ninggalin kita. Maklum bun, papah itu adik satu-satunya bude. Tapi bude pernah kok beberapa kali nanya sama aku, apa aku mau ketemu sama bunda. Sayangnya, bude enggak tahu sekarang bunda ada dimana. Bude saja enggak tahu, apalagi aku.

Bunda yang saat ini tidak tahu dimana, kapan kita bikin kue bareng-bareng lagi? Tenang bun, disini aku juga diajarkan bikin kue. Jadi aku enggak akan cuma main-mainin tepung lagi seperti dulu.

Bunda yang cantik yang punya anak juga cantik, hehee, aku sekarang sudah bisa pakai make up dong bun, walaupun belum berani pakai lipstik merah menyala kayak yang bunda suka pakai. Nanti bibirku terlalu seksi. Hihiii....

Bunda yang kuharap juga lagi kangen sama anak-anaknya dan suaminya, doakan semoga aku lulus ujian, dapet universitas idamanku terus kita nanti ketemu deh... heheee..

Bunda, kalau bunda baca surat ini, hubungi nomer bude ya bun, bilang aku yang kangen banget-banget sama bunda...

Salam cinta untuk bunda,

Ps: oya bun, salam untuk nenek ya..


*surat cinta ini terinspirasi dari kehidupan seorang sahabat*

2 komentar: